Gaya Hidup Picu Kencing Batu
Kegemaran menelan makanan cepat saji, menenggak makanan dan minuman suplemen vitamin C dosis tinggi hingga meminum cola berlebihan, dapat memicu penyakit kencing batu atau batu saluran kemih.
Sebelum gaya hidup modern yang ikut mempengaruhi pola konsumsi makanan dan minuman melanda seluruh lapisan masyarakat, penyakit batu saluran kemih diyakini hanya menengguk minum air berkadar kapur tinggi. Tetapi berbagai riset dibelahan dunia menunjukkan bahwa gaya hidup manusia modern juga pemicu terjadinya penyakit batu saluran kemih.
“selain faktor-faktor intrinsik seperti genetik, ras, umur, dan jenis kelamin, pembentukan batu saluran kemihjuga dipengaruhi faktor ekstrinsik, seperti geografi, iklikm daerah, serga gaya hidup dari setiap individu,” kata guru besar Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Undip Senarang , Prof. Dr. Rifki Muslim, SpB, Sp.U. rifki yang juga spesialis Urologi itu menjelaskan, orang-orang yang pekerjaannya duduk dan kurang bergerak lebih gampang terkenaq saluran batu kemih ketimbang orang yang pekerjaannya banyak gerak atau kerja fisik.
Pada penelitihan lain ditemukan bahwa penderita batu saluran kemih lebih banyak terjadi pada pegawai kantor dan manager dari pada pekerja kasar, kata Rifki yang awal Maret 2007 dikukuhkan menjadi guru besar Ilmu Bedah FK Undip itu. Stres yang sering melanda warga perkotaan, juga memicu terjadinya penyakit batu saluran kemih. Penelitihan Najem terhadap 200 penderita batu saluran kemih dengan 200 orang sebagai pembanding, menunjukkan pengidap stres jangka lama lebih banyak terkena peyakit batu saluran kemih.
“secara pasti mengapa stres bisa menimbulkan batu saluran kemih belum dapat ditentukan secara pasti, tetapi diketahui pada orang yang stres dapat mengalami hipertensi, daya tahan tubuh rendah, dan terjadi kekacauan metabolisme tubuh yang memungkinkan kenaikan terjadinya batu saluran kemih,” katanya. Ia menambahkan, kegemukan juga meningkatkan risiko terkena penyakit ini, baik pada kaum laki-laki maupun perempuan.
Kebiasaan menahan buang air kecil akan menimbulkan statis air kemih yang dapat berakibat pada timbunya infeksi saluran kemih. Karena terjadi statis urin, maka dapat terjadi pengendapan kristal. Untuk mengurangi risiko terkena penyakit batu saluran kemih, olahraga bisa menjadi solusi.
Pola Makanan
Selain faktor tersebut, makanan dan minuman memberi kontribusi besar terhadap ekskresi bahan pembentuk batu dan air kemih. Makan banyak bahan yang mengandung asam urat, oksalat, kalsium, dan fosfat, menyebabkan batu saluran kemih. Keleihan protein, juga meningkatkan risiko terbentuknya batu saluran kemih. Kebutuhan protein perhari 600mg/kg berat badan, namun kebanyakan orang mengkonsumsi protein lebih dari jumlah itu.
Protein hewani akan menurunkan keasaman (pH) air kemih sehingga bersifat asam, akibatnya reabsorbsi kalsum dalam tubulus (pipa dalam ginjal) berkurang sehingga kadar kalsium air kemih naik. Selain itu, hasil metabolisme protein hewani akan menyebabkan kadar sifat air kemih turun dan kadar asam urat dalam darah naik. Padahal, keasaman (pH) air kemih sangat penting. Karena batu kalsium oksalat yang merupakan jenis batu terbanyak terbentuk pada pH air kemih 5.2.
Sejumlah jenis minuman juga memicu terbentuknya batu saluran kemih, seperti Cca Cola, jus apel, jus anggur, dan jus tomat. Tetapi minuman teh, kopi, susu, jus jeruk, dan tentu meminum air putih dalam jumlah banyak, malah menurunkan resiko terkena penyakit kencing batu.
Semakin banyak air putih yang diminum, resiko terkena batu saluran kemih makin kecil. Minuman suplemen vitamin C disis tinggi juga berpengaruh terhadap pembentukan batu saluran kemih. Suplemen vitamin C dosis tinggi yang sering dianggap baik, malah berbahaya sebab vitamin C akan diubah tubuh menjadi oksalat. Kenaikan oksalat berbahaya karena dapat menjadi batu kalusium oksalat.
Suplemen yang mengandung kalsium dosis tinggi yang dipromosikan dapat mencegah osteoporosis, justru berbahaya karena menimbulkan batu kalsium bila dikonsumsi di luar waktu makan. Namun, hal itu tidak berbahaya bila mengonsumsi segera, diikuti dengan makan. Makanan cepat saji, memang tidak baik bagi kesehatan, karena terlalu banyak mengandung lemak dan protein dan miskin serat.
Sumber: rindang/no 10/th.xxxii/mei/2007
Salam gitsali semoga bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar